"Mobil Murah Bukan Penyebab Kemacetan"


detail berita
F: Astra Daihatsu Ayla (Septian P/Okezone)



JAKARTA - Pro dan kontra tentang kehadiran mobil murah ramah lingkungan makin menderu dielukan sejumlah kalangan. Secara garis besar, Pemerintah mengharapkan tujuan LCGC adalah mengasah mata pedang perkembangan industri automotif Indonesia lebih tajam dari para negara tetangga ASEAN, namun aplikasinya di lapangan dinilai memberatkan karena tidak teratur.



Masalah yang pertama adalah kemacetan. Dengan hadirnya LCGC maka populasi kendaraan penumpang semakin ramai di jalanan, apalagi target pasar LCGC lebih potensial karena mengarah ke kelas menengah ke bawah.



Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, "Saya ingin ingatkan tahun 2012 penjualan nasional mobil itu 1,1 juta unit, tahun 2013 kemungkinan menjadi 1,2 juta unit. LCGC yang sekarang sudah populer tahun ini cuma 3 persen dari total penjualan nasional, jadi kira-kira cuma 30 ribu unit. Tahun depan maksimal 10 persen atau 100 ribu unit, jadi dia (LCGC) bukan faktor penyebab kemacetan," ungkapnya di IIMS 2013.



Mobil yang turun di kelas LCGC sudah berkewajiban menggunakan bahan bakar dengan RON 92 yang ekuivalen dengan Pertamax. Masalah yang juga diperdebatkan adalah pemakaian bahan bakar bersubsidi semakin membengkak dengan kehadiran LCGC, karena pengawasan setiap mobil LCGC mengisi Pertamax pada kenyataannya tidak bisa dipastikan selalu berhasil.



"Tidak, rancangan itu sudah kami buat tiga tahun yang lalu, dimasak dan digodok di Kementerian Keuangan selama satu tahun. Justru LCGC dalam rangka mengurangi beban penggunaan BBM yang bersubsidi," jawab MS Hidayat ketika ditanya wartawan.



Pemakaian BBM yang salah juga berimbas bagi pemilik mobil LCGC dalam jangka waktu panjang. Bila terus-terusan menggunakan BBM di bawah Pertamax, dalam setahun mesin akan rusak dan tidak ditanggung produsen dalam garansi pabrikan.



"Masih dipikirkan juga cara lain agar pemilik LCGC tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi. Suatu waktu cita-cita kita adalah tidak ada lagi subsidi (BBM), siapa tahu dalam lima tahun tercapai. Mestinya saat peraturan LCGC keluar semuanya sekaligus, tapi tidak mungkin karena alasan masih ada sebagian orang perlu disubsidi. Mungkin beberapa tahun lagi semuanya menggunakan Pertamax Plus," pungkas MS Hidayat. (zwr)




0 komentar:

Posting Komentar