"Gaikindo Tidak Lihat Minoritas"


detail berita
F: Jajaran produk Jeep (Septian P / Okezone)



JAKARTA - PT Garansindo Inter Global selaku distributor resmi Chrysler, Jeep dan Dodge menghadapi situasi cukup pelik. Rencana kenaikan PPnBM sebesar 100-125 persen bagi mobil berkapasitas 3.000 cc menjadi penyebabnya.



Muhammad Al Abdullah, Chief Executive Officer PT Garansindo Inter Global melihat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tidak mendukung perusahaannya untuk berkembang lebih besar. Padahal Garansindo menjadi salah satu anggota Gaikindo.



"Gaikindo tidak lihat minoritas, itu yang kita sayangkan. Kita ini anggota Gaikindo, kita ini minoritas karena semua produk masih CBU, tapi kita punya keyakinan bisa menjadi industrial di sini tapi seakan-akan kita tidak diakomodir," ungkapnya di Jakarta.



Menurut Al Abdullah pejabat Gaikindo memberikan pernyataan yang kurang memuaskan terkait rencana kenaikan PPnBM dimana Garansindo akan mendapat dampak paling besar jika kebijakan itu diberlakukan. Dirinya mengakui, perusahaan yang ia pimpin masih dalam tahap pertumbuhan dengan volume penjualan yang tidak cukup besar.



"Pernyataan pejabat Gaikindo boleh dibilang tidak memberikan simpati kepada kita, sebagai minoritas karena masih CBU. Bukan kecewa tapi saya menyayangkan. Karena mereka bilang kecil, iya untuk brand yang pejabat itu pegang jelas itu kecil," ujarnya.



"Mestinya mereka lebih memberikan perhatian atau simpati karena kita juga sebagai anggota Gaikindo. Kita masih cabang yang baru mau berkembang, baru mau tumbuh kok gak dilihat. Kalau dibandingkan dengan produksi mereka yang mencapai 400 ribu lebih terlebih lagi mereka satu grup. Jelas itu tidak ada apa-apanya dibanding kita tetapi kenapa tidak diakomodir. Malah statement-nya justru "Ya sudah" itu yang buat kita tidak simpatik," sambungnya lagi.



Al Abdulah menunjukan kekecewaannya dimana saat dirinya berusaha untuk membangun perusahaannya agar dapat memproduksi produ-produknya di Indonesia justru tidak mendapat dukungan.



"Yang kita sayangkan kenapa disaat kita baru tumbuh baru mempunyai keinginan untuk menuju industrial untuk dukung investasi tapi kita tidak didukung." tutupnya. (ian)




0 komentar:

Posting Komentar