Daihatsu Bimbang Rombak Harga Jual


detail berita
F: Astra Daihatsu Ayla (Febri A / Okezone)



JAKARTA - Kenaikan harga dolar AS terhadap Rupiah yang berada cukup lama di level 11 ribu, membuat industri automotif ketar-ketir. Keputusan akhirnya bisa jadi adalah menaikan harga jual setiap unit produksi mereka, tapi masalahnya adalah resiko kehilangan konsumen karena daya beli tidak bertambah.



Pabrikan Astra Daihatsu Motor (ADM) mengatakan masih mengurai masalah dan solusi dari dampak melemahnya Rupiah terhadap dolar. Kini keputusan menaikan harga masih digodok lebih jauh dan akan diumumkan dalam jangka waktu tidak lama.



"Sebagai pemain automotif tentunya tidak bisa mengambil keputusan seperti diler independen, kami akan terus mencermatinya. Khusus untuk Ayla, kami tidak bisa serta-merta menaikan harga karena ini terkait dengan peraturan. Jadi peraturan Pemerintah harus ditaati walaupun kami terus mencermati kenaikan Dollar, kenaikan harga produk Daihatsu akan kami pertimbangkan pada waktunya, kami tidak ingin mengambil keputusan jangka pendek," jawab Amelia Tjandra



Amelia Tjandra, Direktur Marketing ADM, ketika ditanya wartawan di Jakarta, Senin (9/9/2013).



Satu hal yang juga harus ditanggapi dengan bijak adalah bila kenaikan harga dari reaksi melemahnya Rupiah telah diterapkan di seluruh unit produk automotif, pilihan yang sulit untuk mengembalikan harga jual ke level semula walaupun kondisi Rupiah menguat terhadap Dollar.



Pukulan paling telak sebenarnya sangat terasa oleh importir atau pabrikan yang mengandalkan pasokan unit dengan metode CBU (Completly Built Up), sebab selain masalah kenaikan kurs Dollar masih ada satu beban lagi, yakni kenaikan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang mencapai 125 hingga 150 persen. (ian)




0 komentar:

Posting Komentar